Backpacker Keliling Eropa

Backpacker keliling Eropa - Dalam setiap perjalanan, faktor transportasi akomodasi dan konsumsi memang menjadi faktor utama dalam menentukan pengeluaran. Selain tiga hal tersebut, ada hal-hal kecil yang kalau disepelekan bisa bikin dompet atau kartu kredit menjerit. Dengan keteguhan iman dan takwa serta displin ketat, berbagai pos pengeluaran itu bisa ditekan serendah mungkin demi modal nikah atau modal S2 kamu. Gimana caranya?

Backpacker Keliling Eropa

1. Cari tiket pesawat murah
 
Sebelum berangkat, tentunya kamu perlu beli tiket pesawat dulu kalau tidak mau dikejar-kejar sekuriti bandara seperti Cinta. Kalau memang kamu fleksibel dengan tanggal perjalanan, kamu bisa cari kombinasi tiket pesawat paling murah. Untuk gampangnya sih, kamu bisa cari harga termurah dan maskapai apa saja di website semacam Skyscanner atau Kayak atau Google Flights. Biasanya mereka menyediakan harga promo jika kamu book tiket pesawat lewat web mereka. Kalau mau lebih pasti, coba saja kunjungi web resmi maskapai untuk membandingkan harga.

Trik lainnya adalah biasanya penerbangan “multi-city” bisa jauh lebih murah ketimbang transit atau direct flight. Misalnya kamu dari Jakarta mau ke Paris. Daripada cari penerbangan dari Jakarta ke Paris, coba cari penerbangan Jakarta – Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur – Paris secara terpisah. Tentunya berikan waktu yang cukup selama di Kuala Lumpur agar jarak penerbangannya tidak terlalu mepet. Kenapa Kuala Lumpur? Karena biasanya kota ini menjadi tempat transit yang populer bagi penerbangan Asia ke Eropa dan sebaliknya, artinya akan ada banyak pilihan maskapai dan harganya bersaing!

Ingat beli asuransi perjalanan sebelum berangkat dari Indonesia.

2. Cari penginapan murah

Dengan kemajuan teknologi, mewujudkan sharing economy jelas lebih mudah ketimbang satu dekade lalu. Dalam hal penginapan, Eropa jelas lebih maju ketimbang destinasi wisata lainnya dalam mengimplementasikan sharing economy semaksimal mungkin. Sejak tahun 2013, model penginapan airbnb sedang booming dan menjadi pilihan alternatif untuk penginapan. Mereka yang menyewakan rumah atau apartemennya untuk menjadi tempat penginapan ini adalah para individu pribadi yang memiliki space kosong di properti mereka. Dengan pemikiran lebih baik dijadikan uang ketimbang tidak terpakai, harga mereka jelas jauh di bawah harga hotel atau hostel.

Untuk kamu yang nggak mau keluar uang sama sekali untuk penginapan juga bisa. Cek saja couchsurfing yang keren banget itu. Pada dasarnya, couchsurfing ini prinsipnya sama seperti airbnb, hanya saja tidak meminta bayaran sewa kepada tamunya. Basisnya adalah menambah pertemanan di dunia, meski tetap harus waspada dalam memilih profil calon host yang aman dan nyaman sesuai preferensi kamu. Ya kali aja nemu jodoh yekan. Jangan lupa bawa pengaman ya. Maksudnya gembok atau safety belt gitu.

Kamu yang masih punya budget berlebih bisa pesan hostel model backpacker di hostelworld atau hostelbookers.

3. Saatnya untuk belajar masak!

Kalau ini, derita anak kos. Membawa indomie sekardus jelas bukan pilihan karena menuh-menuhin tas. Membeli bahan makanan mentah dan memasak sendiri jelas lebih murah ketimbang beli makanan jadi. Kamu juga bisa ngelakuin itu selama keliling Eropa loh. Beli saja roti, selai, telur untuk kombinasi makan pagi atau makan siang, lalu spaghetti beserta bumbunya untuk makan malam. Pastikan kamu pack dengan aman agar tidak tumpah dalam tas ketika berpindah kota. Lalu masak di penginapan kamu, di mana penginapan sekelas backpacker hostel pun rata-rata memiliki fasilitas dapur dan kulkas.

Nggak ada kompor? Tenang, penulis pernah masak spaghetti pakai telur hanya dengan microwave berkat bantuan mbah Google.

Baca lanjutan ceritanya di introvertbackpacker.com dan jangan lupa beli asuransi perjalanan online.


Komentar